Fotografi

SEJARAH AWAL FOTOGRAFI
Pada tahun 1614, Angelo Sala menggunakan perak nitrat yang dibakar oleh sinar matahari dengan kertas dibungkus. Ini dikemukakannya pada tulisannya yang berjudul Septem Planetarum terrestrium Spagirica recensio, "Jika serbuk perak nitrat terkena sinar matahari, maka akan berubah menjadi hitam seperti tinta". Penemuan dengan efek sinar matahari ini dianggap kurang berguna oleh ilmuwan lain. Pada tahun 1717, Johann Heinrich Schulze, profesor Jerman yang menggunakan botol berisi perak nitrat dan kapur secara tidak sengaja ada dekat jendela. Campuran ini membuat menjadi gelap dengan seagian berwarna putih dan membuat garis pada botol. Seorang ahli kimia, Carl Wilhelm
Scheele menemukan ammonia larut dalam perak nitrat tetapi bukan partikel gelap. Penemuan ini membuat untuk menstabilkan suatu gambar perak nitrat, ini dianggap sebagai penemuan eksperimen fotografi. Tidak lama kemudian tahun 1800 Thomas Wedgwood menangkap gambar dengan kamera obskura. Sayang Wedgwood terlanjur meninggal pada usia 34 pada tahun 1805. "Boulevard du Temple", daguerreotype dibuat oleh Louis Daguerre dalam tahun1838 sebagai awal dari foto pertama dengan adanya orang didalam foto. Pada tahun 1816 Nicéphore Niépce menggunakan
kertas yang dibungkus perak nitrat berhasil membuat foto dengan kamera yang kecil.

APA ITU FOTOGRAFI
1.1.Pengenalan Fotografi
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos": cahaya dan "grafo": melukis/menulis) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat. Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan
pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa). Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma(Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO,diafragma & speed disebut sebagai pajanan (exposure).

Elliott Erwitt, seorang fotografer juga berpendapat mengenai arti dari fotografi. Katanya, fotografi itu seni observasi atau seni mengamati. Mengamati hal-hal yang menyenangkan di tempattempat yang biasa kita temui. Menurut fotografer ini, fotografi tidak ada kaitannya dengan memaksakan kehendak seseorang harus memandang dengan cara pandang kita.
Ansel Adams, seorang fotografer lain, juga memiliki pendapat menurutnya, fotografi adalah media komunikasi serta media untuk berekspresi yang kuat. Fotograf menawarkan banyak persepsi, eksekusi serta interpretasi yang tanpa batas. Beda lagi dengan fotografer terkenal indonesia, Yudhi Soerjoatmodjo. Bagi dirinya, fotografi adalah alat untuk berdialog serta media komunikasi. Fotografi, menurutnya juga bisa ditilik dengan kacamata dokumentasi, informasi dan tentu saja, seni. Dari tiga pengertian ini, kita bisa mengambil jalan tengah. Bahwa fotografi adalah aktivitas membekukan kenyataan melalui perangkat kamera, yang hasilnya bisa dimaknai dan dinikmati oleh manusia yang lain. Dalam Fotografi terdapat banyak aliran antara lain fotografi pemandangan atau landscape, humanis, fotografi model, fotografi makro dan masih banyak lagi yang lainnya.
1.2.Fotografer
Kalau tadi sudah kita bahas apa itu fotografi, sekarang giliran fotografer. Apakah fotografer adalah orang yang mengambil gambar? Ternyata tidak semudah itu. Pengertian Fotografer jauh lebih ‘kaya’ dari sekedar seorang pemotret saja.Fotografer adalah seorang profesional atau penghobi yang dengan konsentrasi tingkat tinggi mengobservasi suatu objek dengan dalam. Dari observasi inilah dia menghasilkan satu karya visual dengan nilai ekonomi yang tinggi. Nilai ekonomi ini diukur tidak hanya melalui sudut pandang saja. Oleh sebab itu, dimaklumi kalau fotografer ini menghabiskan banyak waktu dalam memotret. Intinya kembali kepada observasi. Pengamatan. Pada tingkat profesional dan penghobi, tentu beda tingkat bagaimana mereka memotret objeknya. Namun bisa dikatakan satu garis. Bila fotografer jurnalisme mendekati objeknya dengan berpikir bahwa Ia adalah mata dari pembaca, maka penghobi akan mendekati objek dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Apa yang bisa kita ambil dari dua pengertian ini?
Mengetahui pengertian suatu kata (atau dalam hal ini profesi) terkadang tidak membuat kita ke mana-mana. Kalau kamu adalah orang yang ingin menjadi seorang fotografer handal, menghasilkan karya yang baik dan bermanfaat, menginspirasi sesama, maka kuncinya adalah dengan latihan. Latihan yang teratur, terencana dan terukur. Dengan demikian kamu bisa setahap demi setahap berubah dari sekedar orang yang bawa kamera ke mana-mana, menjadi orang yang menjadi kamera di mana-mana. Ingat, kuncinya ada di proses observasi. Bagaimana kamu mengobservasi objek dengan kamera kamu akan menjadi kunci bagaimana rupa dari foto yang dihasilkan. Seorang profesional membutuhkan alat yang profesional pula. Karena itu, untuk kamu yang ingin naik ke tingkat selanjutnya, dari yang
sebelumnya hanya hobi fotografi dan ingin menghasilkan uang dari fotografi.
1.3.Dasar Pemahaman Foto
Dalam penciptaan karya fotografi untuk mencapai sebuah karya fotografi yang bagus selain perlu menekankan pada
permainan komposisi dan teknis pemotretan seperti pemilihan objek, penggunaan pencahayaan yang tepat, penggunaan format gambar dengan tepat, pengolahan sudut pandang dan pemahaman dasar-dasar fotografi. Teknik-teknik yang digunakan tentunya melalui berbagai pertimbangan teknis pemotretan yang lebih berorientasi pada kemudahan praktis agar karya yang dihasilkan sesuai dengan konsep.

Dasar-dasar fotografi sebagai landasan dalam mencipta sebuah karya fotografi. Dasar fotografi ini merupakan suatu point penting yang tidak dapat dipisahkan dalam mencipta sebuah karya fotografi. Ada empat unsur penting sebagai dasar fotografi, yaitu :
 Pencahayaan
 Efek Gerak
 Fokus & ruang tajam
 Komposisi

 

Tags :  

Komentar